“Ketepatan diagnosis, penanganan medis, termasuk pencegahan. Karena dapat memberikann model prediksi,” kata Shandy dalam mini webinar, Jumat, 17 Juli 2020.
Ia menyatakan penggunaan AI dalam penanganan covid-19 bisa untuk tracking dan prediksi, diagnosis dan prognosis, lalu treatment dan vaksin, serta kontrol sosial. Salah satu publikasi yang ada, kata dia, pemanfaatam aplikasi algoritma AI menggunakan data geografis, mobilitas, kesehatan, dan demografis, untuk melakukan prediksi. Selain itu, bisa mengecek keterburukan kondisi kesehatan, kesembuhan maupun kematian.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun kata dia, ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian dalam pemanfaatan kecerdasan buatan. Contohnya, keselamatan pasien, implementasi pasien hanya boleh dilakukan ketika ada validasi yang kuat, lalu aplikasi AI bukan untuk menggantikan dokter, tapi memudahkan.
“Potensi besarnya dalam meningkatkan reliabilitas dan akurasi diagnosis, namun fungsi utamanya membantu dokter,” tuturnya.
Baca:UI Kembangkan Penggunaan Kecerdasan Buatan Deteksi Pneumonia Covid-19
Keuntungan lain dari AI adalah kecepatannya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan hubungan pasien. “Pendekatan kolaborasi multidisiplin sangat penting, hingga dapat menghasilkan inovasi atau teknologi kedokteran tepat guna,” jelas dia.
(AGA)